Tips Sederhana Agar Street Photography-mu Menarik
Aku selama ini paling malas bawa kamera sambil jalan-jalan. Apalagi kalau arahnya dekat-dekat mall, takutnya malah fokus ke window shopping-nya yekan 😝*tergodadiskon. Sebenarnya alasannya ya karena berat sih 😆Pengen banget punya kamera mirrorless, tapi saat ini aku harus menahan diri dulu, dan harus sabar kemana-mana pakai dslr. Setelah dikomplain sama hubby, kuiyakan permintaannya untuk melakukan street photography sesering mungkin.
Street photography itu menyenangkan dan genre fotografi yang paling menantang. Image yang tertangkap kamera terjadi secara alami, murni dan tidak dibuat-buat. Inilah bedanya street photography dengan tema fotografi lainnya. Ada banyak temuan yang kita lihat melalui photo-photo yang kita dapatkan. Street photography berbeda dari architectural atau cityscape photography, walau ketiganya tersedia di jalanan. Architectural photography dan cityscape hanya berfokus pada bangunan. Sedangkan street photography berfokus pada elemen manusianya.

Photo ini aku ambil 2 tahun yang lalu di musim panas.
Meskipun Street Photography mudah untuk dilakukan, ada hal – hal lain yang perlu kita ketahui, seperti :
- Foto yang bermakna/ meaningful
Zaman modern ini, semua orang bisa memotret, baik itu melalui hp, kamera poket maupun kamera mahal lainnya. Tapi kalau kamu mau photo-photomu berbeda, jangan asal jepret. Photo yang hebat membutuhkan konten dan komposisi yang kuat. Carilah sesuatu yang bermakna, sesuatu yang punya cerita. Karena tidak mudah untuk menangkap suatu gambar yang punya makna bila kamu tidak siap. Photo-photo yang memiliki storytelling itu memiliki daya tarik. Rahasia dari sebuah gambar yang memorable pada street photography adalah dengan menangkap emosi. Street Photography tanpa emosi sama dengan gambar yang mati.
- Kamera setting
Ingatlah selalu, kalau aperture priority mode itu teman baikmu. Menurut photografer dan jurnalis foto Arthur Fellig yang dikenal sebagai the great street photographer sepanjang masa, aperture ideal untuk street photography adalah f / 8. Untuk ISO, aku suka memakai ISO 400 di siang hari. Pemilihan lensa tergantung pada subjek yang ingin kamu potret. Kalau aku sendiri suka memakai lensa 35mm pada kamera fullframe. Dan secara umum, lensa 35mm inilah yang paling ideal dipakai kebanyakan street photographer. Terkadang aku juga memakai lensa 50mm. Tapi pakailah lensa apa saya yang kamu punya dan have fun with what you have 😎
You know what, kamu tidak perlu punya kamera merk Leica dulu untuk memulai Street Photography 😝 Keren sih, tapi dengan memakai apa yang kamu punya dan bisa menggunakan gear-mu secara maksimal, pasti menghasilkan photo-photo yang bagus. Memiliki kamera dan lensa mahal tidak menjadikan seseorang menjadi fotographer handal. Menurutku pribadi sebuah gambar yang baik itu bukan berdasarkan dari seberapa banyak Like dan komen yang di dapat. Penilaian tiap-tiap pribadi itu berbeda dalam menikmati hasil seni.
- Shoot who you are
Salah satu saran dari Bruce Gilden, street photographer fenomenal lainnya, selalulah memotret dengan gayamu sendiri. Nggak usah nyontek dan ngikutin gaya dan style orang lain, hal itu bikin stress dan talentmu nggak maju-maju. Jangan sekali-kali membandingkan. Nggak ada habisnya dan nggak guna. Saran Bruce Gilden untuk para street fotografer “shoot who you are.”

Turis rebutan naik Songthaew di Hua Hin. Ongkosnya murah sekali, cuma 10 bath.
Bruce Gilden memiliki style memotret dengan mereferensikan siapa dia sesungguhnya. Dia memiliki kepribadian yang kuat dan agresif. Kelihatan dari photo-photo yang dia menghasilkan energi, rush dan andrenalin.
Bruce Gilden suka memotret dari jarak yang sangat dekat dengan objeknya dengan memakai lensa 28mm dan flash. Kebanyakan photo-photo candidnya diambil tanpa ijin terlebih dulu dari objeknya. Berani sekali. Pernah ada seorang ibu paruh baya tampak kesal karena dia memotretnya tanpa ijin lebih dulu. Bruce Gilden kemudian menjelaskan mengapa dia memotretnya dan mengapa dia menganggapnya cantik dengan caranya yang unik. Yes, Bruce Gilden itu unik banget. Dia tidak memotret untuk menakut-nakuti orang, tetapi dia melakukannya dengan caranya yang artistik.
Kalau aku pribadi, nggak bakalan berani deh 😂. Aku punya teman fotographer yang style memotretnya seperti Bruce Gilden. Temanku ini pernah ke Tibet dan ingin sekali memotret sky burial. Sky burial ini adalah tradisi adat pemakaman di Tibet. Prosesi dengan mendoakan mayat kemudian membawa mayat ke puncak gunung. Di puncak gunung, mayat ditelungkupkan, kemudian disayat-sayat agar mengundang burung pemakan bangkai datang. Sangkin penasarannya temanku ini berangkat pagi-pagi buta jam 5 dan bersembunyi di satu tempat agar tidak ketahuan. Yeah endingnya ketahuan sih. Dia dikejar-kejar penjaga seremonial 😂 Lucky him, nggak ketangkap dan berhasil memotret. Note: Sky burial tidak diperbolehkan bagi turist.

Di Denmark, orang-orang tetap bersepeda. Baik itu winter dan cuaca yang dingin mengigit.
Secara pribadi dalam hal pendekatan fotografi aku lebih suka berinteraksi dengan subjekku agar mereka merasa nyaman, dan bila memotret secara candid aku lebih nyaman memakai tele lens dari jarak yang lumayan jauh. Sebisanya aku meminta ijin bila mendapat kesempatan.
Jika kamu tipe pemalu, introvert dan merasa tidak nyaman berinteraksi dengan orang yang baru dikenal, mungkin bukan ide yang baik untuk memotret dengan jarak kurang dari satu meter dari objek. Carilah posisi yang nyaman. Pahami kepribadianmu seperti apa melalui street photography.
- Finding purpose in your photography
Temukan apa fokus dan tujuanmu setiap kali memotret. Jawaban dan alasannya pasti kembali ke pribadi masing-masing. Mau itu for fun, buang suntuk atau mengasah skill memotret. Street photography merupakan salah satu stress reliever alami yang baik. Memotret di jalanan memberikan pleasure tersendiri. Apalagi dengan kesibukan dan pekerjaan sehari- hari yang udah menguras tenaga dan pikirian. Dengan pergi keluar memotret dijalanan memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi jiwa.
Shoot who you are. Understand your personality– and shoot accordingly.
🙂
All pictures: DEWI NIELSEN PHOTOGRAPHY
Emaknya Benjamin br. Silaen
April 21, 2018Baru tahu deh klo motret di jalanan juga harus izin sama orangnya. Bukannya bisa candid Dew?, jd ga perlu izin?. Aku pernah baca artikel org Jerman katanya klo di tempat umum sih ga masalah. Kalau diruang tertutup, Jerman termasuk negara yg reseh, banyak larangan ga boleh potret. Di kolam renang, toko, toko elektronik, dokter kandungan pernah kutanya ga boleh, makanya pas lahiran udahlah males kutanya, ga ada kenangan foto2 didalam ruang bersalin, pdhl temanku di Belanda, perawatnya yg nawarin potretin waktu temanku lahiran sesar, prosesnya dipotret bisa. hiks nasib tinggal di Jerman haha.
dewi
April 21, 2018Aku sih selama ini liat sikon kak Nel. Kadang kalau objeknya dekat kutanya dulu. Kadang ya aku asal aja jepret. Ini semua yang aku photo nggak ada minta ijin 😀 ha ha ha….main hajar aja….
Sayang ya kak, nggak ada kenangan waktu kakak melahirkan….disini juga nggak dikasih….mana orang Denmark ini jaga kali privasinya….
Emaknya Benjamin br. Silaen
April 22, 2018Di Jerman juga rada reseh dg privasi haha.. waktu anakku dimasukkin ke TK, kita disodorin kertas buat tanda tangan, apakah anakku klo jalan2 ada liputat media boleh dipasang fotonya, apakah klo ada majalah dinding sekolah bisa dipasang juga foto anak, iyalah boleh kataku 😀 . Kadang saat jalan2 pengen foto2 tanaman ditoko tapi aku takut ah krn banyak kameranya dan ada tempelan dilarang memotret, padahal aku pengen pamer2in aneka tanaman ke teman berkebun ditanah air kan 😉 yasud taati aturan yang ada drpd kena masalah 😀 ..
dewi
April 22, 2018Ih sampe segitunya ya kak. pake pernyataan segala… Mungkin di Jerman lebih ketat dibandingkan disini, tapi ntahlah aku jarang sih lihat no camera gitu…
Tikha
April 21, 2018Salah satu tantangan dari street memang harus kudu jeli menangkap moment ya. Belum lagi kalau candid. Semua foto candid mba dewi bagus-bagus
dewi
April 21, 2018Thank you mbak..
Alris
April 22, 2018Kalo di Indonesia kadang aja sih orang gak suka difoto dan gak perlu ijin. Kebanyakan suka di foto hehehe…
Lain padang lain belalang. Kalo di Barat mungkin privasinya sangat dihargai. Sukses selalu ito.
dewi
April 22, 2018Di Indonesia masih lebih bebas kayaknya ya….
Makasih buat doanya ito 😉
Monda Siregar
April 22, 2018dulu kakak suka street photograpphy, sambil nunggu bis datang
sekarang kesempatan itu nggak ada, karena jarak puskes udah dekat dari rumah
cuma kk baru pakai hp aja dan sembunyi, motret dari belakangnya aja..
bener deh karena malas harus minta ijin dan malu juga sebenarnya, takut orangnya marah
dewi
April 22, 2018Jadi niatnya pas mau pergi kerja motret ya kak…ha ha ha…..Ntar pas jalan2 lah kalau gitu kak Mon..
Himawan Sant
April 22, 2018Trik terbaiknya nunggu moment yang tepat ya,kak .. senatural mungkin hasilnya akan lebih apik di gambar.
Aku juga membiasakan diri ijin permisi dulu seandainya ada obyek foto seseorang ikut tertangkap kamera untuk kusertakan di artikel blog.
dewi
April 22, 2018Iya..banyak photo2ku nggak kece, menurutku. Kalau kita udah siap pasti dapat deh komposisi yang ciamik.
Rosanna Simanjuntak
April 22, 2018Kapan ya bisa difoto candid sama Dewi…?
Tapi pesan ya, bisa kau bikin cantik melebihi asli?
Hihihi…
dewi
April 22, 2018😀 ha ha ha..beres lah itu kakanda….aku bikin kece kakak…
Creative Huntress
April 22, 2018Setauku ya yang namanya ruang publik itu bebas moto. Yang ga boleh itu dipublikasi tanpa consent dr ybs. Harus ada model release. Kalau nekad fifty fifty sih kemungkinan diprotesnya. Wah fotografernya jago merayu obyek ya supaya diijinin. Hihihi
dewi
April 22, 2018Iya sih ya..kalau ruang publik bebas2 aja motretnya…Makanya aku kurang banget motret di genre jalanan..lebih memilih aman, ada model dan bayaran…ha ha ha
Amerinny
April 22, 2018Makasih tipsnya, keren. Pengen belajar fotografi
dewi
April 22, 2018Sama sama mbak
Maya Siswadi
April 22, 2018aku lebih suka moto diam-diam, soalnya kalau pakai ijin dulu seringnya malah ga natural, padahal pengennya motret berbagai gerak gerik senatural mungkin
dewiadikara
April 22, 2018Tantangannya lebih gede ya kalau street fotography, apalagi dinegara mbak Dewu.. mungkin kalau dilakukan di indo lebih mudah ya, apalagi zaman now..
dewi
April 23, 2018Iya kayaknya. Lebih bebas di negara kita ya
mega savithri
April 22, 2018Tambah pengetahuan, selalu suka bgt photo dengan tema seperti ini, ada emosi dan cerita tersendiri, seperti photo jurnalistik, thx mb sharingnya 🙂
dewi
April 23, 2018Sama sama mbak 🙂
Fanny Fristhika Nila
April 23, 2018Ada temenku di aceh dan medan, fotographer, dan paling suka street photo ini. Bagus2 banget hasil foto mereka berdua. Yg 1 cendrung mengambil foto manusia yg berkaitan dengan kemiskinan. Jadi banyak foto2 dia itu malah bikin iba yang melihat. Emosinya dapet banget. Aku srg kasian sendiri kalo melihat foto2 human yg dia ambil 🙁
Aku sendiri kalo street foto, ntha kenapa suka ga enakan hahahah. Takut ketahuan ama orang yg di foto :p
dewi
April 23, 2018Sama mbak..aku juga gitu..suka nggak enakan sama orang kalau motret dijalan. Takut orangnya marah.
raunround
April 23, 2018ah kulangsung praktek nih.
Sudah ada ketertarikan sih mbak sama genre satu ini, tapi masalahnya ya soal privasi itu. kadang akunya ragu. suka nanya diri sendiri “kalau diriku ada di posisi orang yang difoto secara diam-diam gimana?”
Kadang2 publish juga sih di IG tapi khusus dewasa aja, kalo anak-anak pasti tak simpen sendiri.
Mbak, kayaknya diriku lebih suka hasil foto modelmu deh dibanding yang street photography ini.
dewi
April 23, 2018He he he..Aku nggak begitu menguasai memang ritme memotret ala jalanan. Kalau model ya, udah ada persiapan*ngeles >.<
raunround
April 24, 2018Mungkin karena aku terbiasa karya foto modelmu ya Mbak. Jadi pas liat yang beda, feelnya beda juga.
Dian christy
April 24, 2018kuliah dlu juga suka street photography disamping surevy tugas kuliah… asli msh suka takut ngejepret tnpa izin, krn dlu pernah di sangka wartawan yg mau ngeliput. ‘-‘
Liana
April 25, 2018street photography di Indo atau di luar negeri sama ciamiknya ya mbak.
suka sungkan gak mbak kalau mau foto orang?
atau orang sana suka marah engga kalau fotonya tiba-tiba kita jepret.
saya suka street photography cuma kadang mentok dirasa engga pede karena berasa diliatin objeknya.
worry orangnya akan marah
dewi
May 5, 2018Saya suka sungkan sih kalau pas terciduk 😀 ha ha ha….jadinya pura2 motret sebelahnya…..Saya belum pernah pula dimarahi…semoga nggak ya….
Liana
May 6, 2018aish, cara jitu buat ngeles ya :p
aku suka moto di pasar, kadang kalo di pasar banyak objek dan engga sungkan karena semua kan pada sibuk sama tujuannya masing-masing.
kalo pasar di sana kaya gimana ya kak? pernah foto di pasar yg di sana? 😀
amin, semoga engga ya. jgn sampai dimarahin hihi
zulfanahyafirdaus
May 23, 2018that’s remind me about what Robert Capa said “If your picture aren’t good enough, your aren’t close enough”
Gunung Butak
June 3, 2018Tips edit foto gaya streetphotographynya dong mbaak
Karina
July 4, 2018Kak pake camera nya merk apa ya??? Bagus2 foto di blog ini… Thank you
Titik Asa
January 23, 2019Jadi tahu lebih jauh tentang street photography setelah membaca tulisan mbak Dewi ini.
Oh ya mbak, motret begini sepertinya lebih enak pake hp dibanding dg kamera yang gak ringkas ditenteng?
Salam.
Ibadah Mimpi
November 13, 2019Wahh kayaknya street photography seru juga mbak. Tapi ternyata susah juga buat menangkap momen sekaligus emosi subjek.
Musti banyak belajar nih. Hehehe
Salam kenal dari kami Travel Blogger Ibadah Mimpi.